Kamis, 09 Mei 2013
Model Iklim
Para ilmuwan telah mempelajari pemanasan global berdasarkan model-model computer berdasarkan prinsip-prinsip dasar dinamikan fluida, transfer radiasi, dan proses-proses lainya, dengan beberapa penyederhanaan disebabkan keterbatasan kemampuan komputer. Model-model ini memprediksikan bahwa penambahan gas-gas rumah kaca berefek pada iklim yang lebih hangat.[16] Walaupun digunakan asumsi-asumsi yang sama terhadap konsentrasi gas rumah kaca pada masa depan, sensitivitas iklimnya masih akan berada pada suatu rentang tertentu.
Dengan memasukkan unsur-unsur ketidakpastian terhadap konsentrasi gas rumah kaca dan pemodelan iklim, IPCC memperkirakan pemanasan sekitar 1.1 °C hingga 6.4 °C (2.0 °F hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Model-model iklim juga digunakan untuk menyelidiki penyebab-penyebab perubahan iklim yang terjadi saat ini dengan membandingkan perubahan yang teramati dengan hasil prediksi model terhadap berbagai penyebab, baik alami maupun aktivitas manusia.
Model iklim saat ini menghasilkan kemiripan yang cukup baik dengan perubahan suhu global hasil pengamatan selama seratus tahun terakhir, tetapi tidak mensimulasi semua aspek dari iklim.[17] Model-model ini tidak secara pasti menyatakan bahwa pemanasan yang terjadi antara tahun 1910 hingga 1945 disebabkan oleh proses alami atau aktivitas manusia; akan tetapi; mereka menunjukkan bahwa pemanasan sejak tahun 1975 didominasi oleh emisi gas-gas yang dihasilkan manusia.
Sebagian besar model-model iklim, ketika menghitung iklim pada masa depan, dilakukan berdasarkan skenario-skenario gas rumah kaca, biasanya dari Laporan Khusus terhadap Skenario Emisi (Special Report on Emissions Scenarios / SRES) IPCC. Yang jarang dilakukan, model menghitung dengan menambahkan simulasi terhadap siklus karbon; yang biasanya menghasilkan umpan balik yang positif, walaupun responnya masih belum pasti (untuk skenario A2 SRES, respon bervariasi antara penambahan 20 dan 200 ppm CO2). Beberapa studi-studi juga menunjukkan beberapa umpan balik positif.[18][19][20]
Pengaruh awan juga merupakan salah satu sumber yang menimbulkan ketidakpastian terhadap model-model yang dihasilkan saat ini, walaupun sekarang telah ada kemajuan dalam menyelesaikan masalah ini.[21] Saat ini juga terjadi diskusi-diskusi yang masih berlanjut mengenai apakah model-model iklim mengesampingkan efek-efek umpan balik dan tak langsung dari variasi Matahari.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
Mengukur Pemanasan Global
Pada awal 1896, para ilmuwan beranggapan bahwa membakar bahan bakar fosil akan mengubah komposisi atmosfer dan dapat meningkatkan suhu rata-rata global. Hipotesis ini dikonfirmasi tahun 1957 ketika para peneliti yang bekerja pada program penelitian global yaitu International Geophysical Year, mengambil sampel atmosfer dari puncak gunung Mauna Loa di Hawai.
Hasil pengukurannya menunjukkan terjadi peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Setelah itu, komposisi dari atmosfer terus diukur dengan cermat. Data-data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa memang terjadi peningkatan konsentrasi dari gas-gas rumah kaca di atmosfer.
Para ilmuwan juga telah lama menduga bahwa iklim global semakin menghangat, tetapi mereka tidak mampu memberikan bukti-bukti yang tepat. Suhu terus bervariasi dari waktu ke waktu dan dari lokasi yang satu ke lokasi lainnya. Perlu bertahun-tahun pengamatan iklim untuk memperoleh data-data yang menunjukkan suatu kecenderungan (trend) yang jelas. Catatan pada akhir 1980-an agak memperlihatkan kecenderungan penghangatan ini, akan tetapi data statistik ini hanya sedikit dan tidak dapat dipercaya.
Stasiun cuaca pada awalnya, terletak dekat dengan daerah perkotaan sehingga pengukuran suhu akan dipengaruhi oleh panas yang dipancarkan oleh bangunan dan kendaraan dan juga panas yang disimpan oleh material bangunan dan jalan. Sejak 1957, data-data diperoleh dari stasiun cuaca yang terpercaya (terletak jauh dari perkotaan), serta dari satelit. Data-data ini memberikan pengukuran yang lebih akurat, terutama pada 70 persen permukaan planet yang tertutup lautan. Data-data yang lebih akurat ini menunjukkan bahwa kecenderungan menghangatnya permukaan Bumi benar-benar terjadi. Jika dilihat pada akhir abad ke-20, tercatat bahwa sepuluh tahun terhangat selama seratus tahun terakhir terjadi setelah tahun 1980, dan tiga tahun terpanas terjadi setelah tahun 1990, dengan 1998 menjadi yang paling panas.
Dalam laporan yang dikeluarkannya tahun 2001, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa suhu udara global telah meningkat 0,6 derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit) sejak 1861. Panel setuju bahwa pemanasan tersebut terutama disebabkan oleh aktivitas manusia yang menambah gas-gas rumah kaca ke atmosfer. IPCC memprediksi peningkatan suhu rata-rata global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
IPCC panel juga memperingatkan, bahwa meskipun konsentrasi gas di atmosfer tidak bertambah lagi sejak tahun 2100, iklim tetap terus menghangat selama periode tertentu akibat emisi yang telah dilepaskan sebelumnya. karbon dioksida akan tetap berada di atmosfer selama seratus tahun atau lebih sebelum alam mampu menyerapnya kembali.[15]
Jika emisi gas rumah kaca terus meningkat, para ahli memprediksi, konsentrasi karbondioksioda di atmosfer dapat meningkat hingga tiga kali lipat pada awal abad ke-22 bila dibandingkan masa sebelum era industri. Akibatnya, akan terjadi perubahan iklim secara dramatis. Walaupun sebenarnya peristiwa perubahan iklim ini telah terjadi beberapa kali sepanjang sejarah Bumi, manusia akan menghadapi masalah ini dengan risiko populasi yang sangat besar.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.[6] Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[7] yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University memperkirakan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.[10] Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.[11] Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global.[12][13] Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
Efek Umpan Balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.
Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.[4] Ketika suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
Rabu, 08 Mei 2013
Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global#Efek_rumah_kaca
Pemanasan Global
Pemanasan global (Inggris: global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
Bisnis
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti "sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa. Meskipun demikian, definisi "bisnis" yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Bisnis
Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
Referensi :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
Perilaku Produsen
Produsen adalah orang atau kelompok yang memproduksi barang yang nantinya akan dijual kepada konsumen. Perilaku produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan bermutu tinggi sehingga bisa di terima di masyarakat dan menghasilkan laba.
Seorang produsen mempunyai satu masalah pokok, yaitu bagaimana dengan sumber daya yang terbatas mereka mereka dapat mencapai hasil yang optimal atau keuntungan yang besar. Oleh karena itu laba adalah suatu ukuran keberhasilan bagi produsen. Seorang produsen dituntut untuk bisa membandingkan antara pengorbanan yang dilakukandengan hasil yang didapat.
Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku produsen :
- Mencari keuntungan dengan pemakaian modal seminimal mungkin tapi dengan hasil semaksimal mungkin.
- Mematok biaya produksi berdasarkan tingkat harga barang modal.
- Member potongan harga kepada konsumen yang membeli produk dalam jumlah banyak.
- Tidak hanya menghasilkan barang atau jasa yang sesuai kebutuhan, tetapi juga sesuai trend pasar saat ini.
- Member diskon besar-besaran untuk produksi yang sudah lama mereka produksi.
- Produsen juga mengadaptasi isu global atau keadaan sosial yang sedang terkenal saat itu untuk memasarkan barang atau jasa yang mereka jual.
Perilaku produsen dilakukan semata-mata agar tidak merugikan produsen namun juga tidak memberatkan konsumen. Dengan demikian daya konsumsi akan stabil karena antara konsumen maupun produsen sama-sama saling membutuhkan.
Referensi :
- http://yunikogfa.blogspot.com
- http://blog-byrina.blogspot.com/2012/04/perilaku-produsen.html
- http://hertoniraditya.wordpress.com/2012/03/21/perilaku-produsen/
Selasa, 16 April 2013
Pengertian dan Manfaat Organisasi
Organisasi identik dengan sekelompok orang atau individu yang tersruktur dan tersistem yang berada pada sebuah lembaga atau kelompok. Sedangkan pengertian organisasi sendiri adalah tempat atau wadah dimana orang-orang dapat berkumpul, bekerjasama, terorganisir, terpimpin dan mempunyai maksut dan tujuan tertentu.
Disini ada pengertian organisasi menurut para ahli :
- Organisasi menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
- Organisasi menurut James D Mooney adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
- Organisasi menurut Chester I Bernard adalah suatu sistem aktivitas kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena adanya persamaan visi dan misi tujuan bersama, sehingga dalam pencapaian tujuan kita sebagai masyarakat organisasi dapat bekerja sama dan mengetahui tugas dan wewenang masing-masing individu.
Bentuk-bentuk organisasi :
- Organisasi Politik
- Organisasi Sosial
- Organisasi Mahasiswa
- Organisasi Olahraga
- Organisasi Sekolah
- Organisasi Negara
Setiap organisasi pasti mempunya budaya masing-masing. Budaya tersebut biasanya adanya sharing dan tukar pengalaman dari setiap anggota organisasi. Manfaat organisasi sendiri sangat bervariasi bentuknya. Kalau menurut saya dengan kita berorganisasi kita lebih mengenal dunia luas dan tentunya banyak network antar sesama, selain itu juga banyak pengalaman-pengalaman yang kita dapatkan.
Referensi :
IPK TINGGI VS ORGANISASI MAHASISWA
Banyak orang menganggap menjadi seorang mahasiswa adalah sesuatu yang membanggakan., karena menjadi mahasiswa bagi sebagian masyarakat berpendapat bahwa mereka adalah orang yang cerdas, berpendiddikan, mempunyai pola pikir yang lebih maju, dan mapan berasal dari lingkungan berada. Namun disisi lain ada pula yang berpendapat mahasiswa yang kuliah di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN / Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ternama baru bisa dikatakan mahasiswa yang mempunyai kemampuan lebih dan kecerdasannya dapat bersaing setelah lulus mendapat gelar nanti. Tapi bagi masyarakat yang berpikir anak mereka harus kuliah meskipun tidak di perguruan tinggi ternama, mereka berpikir sebuah perguruan tinggi ternama bukanlah jaminan bagi anak mereka untuk mendapatkan pekerjaan denagn mudah.Bagi mereka apabila anak mereka memang mempunyai potensi maka mereka akan sukses. Dilihat dari fenomena ini apakah seorang mahasiswa yang mempunyai IPK tinggi atau organisasi mahasiswa, mana yang lebih berguna? Hal ini cukup beralasan mengingat bahwa ada mahasiswa yanglebih mementingkan nialia yang sempurna sehingga di akhir semester mereka mendapatkan IPK tinggi dan memuaskan dan konon itu dapat menguntungkan bagi mahasiswa itu sendiri ketika melamar pekerjaan. IPK kadang menjadi momok yamg menyeramkan ketika seorang mahasiswa yang mempunyai tingkat kecerdasan dan kemampuan yang pas-pasan., karena mereka harus mengulang salah satu mata kuliah yang dianggap gagal dalam mendapatkan nilai yang baik/sempurna, ini merupakan salah satu alasan kenapa mahasiswa tidak lulus tepat pada waktu kelulusan yang telah ditentukan.
Akan tetapi bagi mahasiswa yang berpikir bahwa IPK tinggi bukan jaminan sukses didunia kerja, melainkan seorang mahasiswa juga harus bisa berorganisasi sebagai bekal mereka kelak dalam menghadapi dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat. Setidaknya mereka pernah mengenal bagaimana cara kerja didalam suatu organisai. Melalui organisasi mahasiswa, mereka dapat berlatih dalam dunia politik, seni, ekonomi dan sosial. mempunyai pengalaman membuat struktur organisasi serta pengalamn memimpin dan dipimpin.
Oraginisasi mahasiswa dibentuk bukan tanpa alasan, organisasi mahasiswa didirikan dalam rangka mengembangkan potensi diri kearah perluasan wawasan, peningkatan cendikiawan dan pengembangan potensi mahasiswa yang mempunyai bakat atau potensi tependam. Hal ini bisa dianggap sebagai pemanasan sebelum mereka terjun langsung ke dunia kerja yang nantinya juga menuntut mereka untuk masuk dalam sebuah organisasi.
Memang dalam hal ini organisasi mahasiswa dianggap tidak mempunyai peranan penting didalam perkuliahan di kelas, tapi disisi lain ini berguna dan melatih mental mereka untuk beropini, berdebat dengan orang lain serta mempunyai pengalaman dalam bergaya bicara yang baik dalam mengahadapi lawan bicara. Menurut kenyataan yang ada mahasiswa yang telah terjun dalam dunia organisasi pasti mental mereka lebih berani dan tidak canggung untuk kritis dan mengeluarkan pendapat maju didepan audience,sealin itu sedikit banyak kita berlatih untuk bertanggug jawab moral kepada orang lain, didalam perkuliahan juga sedikit banyak menuntut mahasiswa untuk kritis dalam pelajaran serta berpendapat mengeluarkan argumen-argumen yang ada. Kita tidak hanya pasif dalam mendapatkan ilmu pengetahuan tapi kita juga berlatih memecahkan masalah sendiri. Ini merupakan pengalaman yang berharga yang tidak ternilai harganya karena sedikit banyak kita telah terbiasa dan mempunyai mental yang kuat menghadapi kenyataan, tahu cara kerja organisasi hingga manifestasi penyiapan diri untuk menjadi agents of change setelah menyelesaikan studi dan kembali kemasyrakat.
Memang IPK tinggi merupakan syarat mutlak bagi seorang mahasiswa karena seorang mahasiswa bisa dikatakan berhasil dan menguasai bidangnya apabila mereka lulus dengan hasil yang memuaskan selama menyelesaikan studinya bertahun tahun. Namun apakah langsung berpuas diri dengan IPK yang tinggi jika tidak ada bekal pengalaman nyata berorganisasi serta pelatihan mental yang cukup dalam menghadapi kehidupan bermasyrakat. Bagaimanapun juga, kita yang melakukan tugas tersebut sebagai seorang mahasiswa. Apakah kita harus memilih mana yang lebih berguna kelak. Setidaknya kita bisa menyimpulkan sendiri apakah dengan bergabung di organisasi mahasiswa kita dapat melatih mental kita, dan apabila kita memilih IPK tinggi lebih penting sebagai bekal di dunia kerja. Itu semua kembali kepada diri kita dalam mengambil keputusan yang terbaik dalam kehidupan kita.
Referensi :
http://www.bunghatta.ac.id/artikel/277/ipk-tinggi-vs-organisasi-mahasiswa.html
Akan tetapi bagi mahasiswa yang berpikir bahwa IPK tinggi bukan jaminan sukses didunia kerja, melainkan seorang mahasiswa juga harus bisa berorganisasi sebagai bekal mereka kelak dalam menghadapi dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat. Setidaknya mereka pernah mengenal bagaimana cara kerja didalam suatu organisai. Melalui organisasi mahasiswa, mereka dapat berlatih dalam dunia politik, seni, ekonomi dan sosial. mempunyai pengalaman membuat struktur organisasi serta pengalamn memimpin dan dipimpin.
Oraginisasi mahasiswa dibentuk bukan tanpa alasan, organisasi mahasiswa didirikan dalam rangka mengembangkan potensi diri kearah perluasan wawasan, peningkatan cendikiawan dan pengembangan potensi mahasiswa yang mempunyai bakat atau potensi tependam. Hal ini bisa dianggap sebagai pemanasan sebelum mereka terjun langsung ke dunia kerja yang nantinya juga menuntut mereka untuk masuk dalam sebuah organisasi.
Memang dalam hal ini organisasi mahasiswa dianggap tidak mempunyai peranan penting didalam perkuliahan di kelas, tapi disisi lain ini berguna dan melatih mental mereka untuk beropini, berdebat dengan orang lain serta mempunyai pengalaman dalam bergaya bicara yang baik dalam mengahadapi lawan bicara. Menurut kenyataan yang ada mahasiswa yang telah terjun dalam dunia organisasi pasti mental mereka lebih berani dan tidak canggung untuk kritis dan mengeluarkan pendapat maju didepan audience,sealin itu sedikit banyak kita berlatih untuk bertanggug jawab moral kepada orang lain, didalam perkuliahan juga sedikit banyak menuntut mahasiswa untuk kritis dalam pelajaran serta berpendapat mengeluarkan argumen-argumen yang ada. Kita tidak hanya pasif dalam mendapatkan ilmu pengetahuan tapi kita juga berlatih memecahkan masalah sendiri. Ini merupakan pengalaman yang berharga yang tidak ternilai harganya karena sedikit banyak kita telah terbiasa dan mempunyai mental yang kuat menghadapi kenyataan, tahu cara kerja organisasi hingga manifestasi penyiapan diri untuk menjadi agents of change setelah menyelesaikan studi dan kembali kemasyrakat.
Memang IPK tinggi merupakan syarat mutlak bagi seorang mahasiswa karena seorang mahasiswa bisa dikatakan berhasil dan menguasai bidangnya apabila mereka lulus dengan hasil yang memuaskan selama menyelesaikan studinya bertahun tahun. Namun apakah langsung berpuas diri dengan IPK yang tinggi jika tidak ada bekal pengalaman nyata berorganisasi serta pelatihan mental yang cukup dalam menghadapi kehidupan bermasyrakat. Bagaimanapun juga, kita yang melakukan tugas tersebut sebagai seorang mahasiswa. Apakah kita harus memilih mana yang lebih berguna kelak. Setidaknya kita bisa menyimpulkan sendiri apakah dengan bergabung di organisasi mahasiswa kita dapat melatih mental kita, dan apabila kita memilih IPK tinggi lebih penting sebagai bekal di dunia kerja. Itu semua kembali kepada diri kita dalam mengambil keputusan yang terbaik dalam kehidupan kita.
Referensi :
http://www.bunghatta.ac.id/artikel/277/ipk-tinggi-vs-organisasi-mahasiswa.html
Menimbang Pemimpin
Masalah pemimpin (baik organisasi maupun masyarakat) merupakan masalah yang selalu menarik dan patut untuk mendapat perhatian, namun dibalik semua itu, masalah tersebut sering menimbulkan friksi bahkan konflik diametral yang bisa mengganggu kohesifitas sosial, sehingga mau tidak mau integrasi sosial kurang berjalan dengan baik. Sejarah menunjukan bahwa ketika Nabi Muhammad wafat masalah pemimpin telah menjadi concern umat pada saat itu, sampai-sampai hampir menimbulkan perpecahan (akhirnya dicapai kompromi) antara kelompok Muhajirin dan kelompok Anshor, meski pada tahapan selanjutnya masalah kepemimpinan di kalangan umat Islam telah menjadi sumber konflik yang menurut Thaha Husein sebagai suatu Fitnatul Kubro. Dalam perkembangan sejarahnya umat islam mengalami banyak konflik internal yang umumnya bersumber pada masalah kepemimpinan.
Ungkapan di atas pada dasarnya hanya merupakan flash back historis untuk mengingatkan kita semua guna memposisikan diri dengan tepat sesuai posisi dan kewajaran agar tidak terjebak pada kebingungan yang tidak bermakna, namun demikian hal itu tidak berarti harus bersikap apatis dan apriori, prinsipnya tidak melukai pihak lain, dan tugasnya adalah menunjukan bahwa disitu ada luka serta berusaha mengobatinya. Masalah pemimpin baik dalam tataran makro maupun mikro, nampaknya bisa didekati dari berbagai sudut pandang, dalam hubungan ini paling tidak ada tiga pendekatan dalam melihat konstelasi kepemimpinan yaitu 1) pendekatan Politis- 2) pendekatan Kultural Sosiologisdan 3) Pendekatan Normatif. Ketiga pendekatan itu diharapkan dapat bersatu – atau paling tidak – paralel, namun memang kenyataan menunjukan bahwa betapa sering terjadi kesenjangan atau bahkan konflik diantara pendekatan-pendekatan tersebut, yang tidak jarang berakibat juga pada konflik di tataran kehidupan masyarakat
1. Pendekatan Politis
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling rentan terhadap pertentangan, karena memang pendekatan politis sarat dengan pertimbangan-pertimbangan kekuasaan, yang sebagian besarnya mengacu pada kepentingan-kepentingan individu don atau kelompok untuk berbagi kekuasaan. Pendekatan ini akan makin diperumit apabila terjadi kesenjangan aspirasi antara representasi rakyat/masyarakat dengan rakyat/masayarakat yang direpresentasikannya, antara kelompok yang merasa harus begini atau begitu dengan kelompok yang melihat fakta politiknya begini atau begitu.
Semua itu memang merupakan suatu dinamika demokrasi, dimana aspirasi nampak telah menjadi semacam pasar persaingan, bargaining, negosiasi menjadi mekanisme solusi yang pada akhirnya pertimbangan pragmatis menjadi sangat dominan di dalamnya. Dalam prakteknya pasar tersebut dikuasai penuh oleh representasi-representasi/tokoh-tokoh masyarakat sementara yang direpresentasikannya tidak dapat berbuat banyak dalam menentukan transaksi, dalam kondisi ini tidak tertutup kemungkinan ada kelompok yang kecewa kenapa keadaannya begini padahal seharusnya begitu, namun politik adalah fakta dengan konstelasi kekuatan-kekuatan yang ada, dan dalam fakta yang demikianlah permainan dilakukan dengan segala seni dan aturan-aturannya. Dengan pendekatan politis, pemimpin yang kondusif (sudah barang tentu secara politis) adalah mereka yang mendapat dukungan rakyat terlepas dari kompeten atau tidaknya serta terlepas pula dari kualifikasi-kualifikasi pemimpin yang diharapkan dengan kualifikasi yang dimiliki pemimpin/calon pemimpin tersebut.
2. Pendekatan sosiologis
Pendekatan ini mengacu pada pendekatan faktual kondisi obyektif masayarakat, yang meskipun tidak artikulatif, namun di dalamnya terpancar suatu aspirasi dan harapan pada pemimpinnya. Masyarakat berharap pendidikan makin meningkat (fakta menunjukan mayoritas masyarakat pendidikannya masih rendah) maka diperlukan pemimpin yang punya kompetensi don komitmen untuk meningkatkannya, masyarakat ingin kehidupan ekonomi makin makmur (fakta menunjukan pendapatan perkapita masih rendah), maka diperlukan pemimpin yang punya kompetensi don komitmen untuk membangun ekonomi yang berorientnsi kerakyatan dengan basis pertanian (fakta menun jukan sebagian besar masyarakat hidup dari pertanian), dan mungkin masih banyak lagi harapan dan aspirasi lainnya sesuai dengan kondisi obyektif sosial kemasyarakatan.
Akan tetapi disamping hal tersebut di atas nampaknya dalam era sekarang ini diperlukan juga pemimpin yang punya visi antisipatif mengingat perubahan sosial yang sangat cepat, maka pemimpin yang siap mengakomodasi perubahan tatananan informasi melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi secara bertahap jelas sangat diharapkan dan tentu saja diperlukan.
3. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif mengacu pada sesuatu yang seharusnya menurut kriteria nilai tertentu, dalam hubungan ini nilai-nilai agama dalam hal ini Islam (mungkin juga ada nilai-nilai lain) menjadi pertimbangan utama dalam melihat masalah kepemimpinan. Secara sederhana mungkin dapat dikatakan bahwa yang menjadi pemimpin mestilah yang paling takwa (kata takwa ini sering menjadi sumpah/janji jabatan), namun secara operasional kata takwa itu sangat teoritis dan abstrak, diperlukan ukuran-ukuran yang bisa diamati (secara individual mungkin sangat inspiratif operasional namun secara sosial kemasyarakatan perlu ukuran/indikator untuk bisa diamati, hal ini berkaitan dengan konsep takwa itu sendiri yang mencakup Ahwalul badaniyah dan ahwalul qolbiyah) ,disamping itu pertanyaannya adalah apakah seluruh dimensi kebutuhan kontekstual (misalnya kompetensi) yang diperlukan seorang pemimpin dapat tercakup dalam konsep tersebut?, disinilah masalahnya.
Ibnu Taimiyah seorang Ulama besar dalam sebuah tulisannya yang ber judulSiyasatu Syar’iyah fi Ishlahir ro’i wa roiyah menganjurkan agar pemimpin yang dipilih adalah yang Ashlah (paling baik dan layak), dan kalau sulit atau tidak ada barulah yang dibawahnya, hal ini mengacu pada sebuah hadist yang menyatakan :
“barang siapa yang mengangkat seseorang untuk mengurusi perkara kaum muslimin lalu mengangkat orang tersebut, sementara dia mendapatkan orang yang lebih layak dan sesuai dari orang yang diangkatnya, maka dia telah berhianat kepada allah dan rasulnya (HR Hakim).
Dalam sebuah kisah dikatakan bahwa Pada saat Rasulullah menaklukan kota mekah dan menerima kunci kabah dari bani syaibah, maka kunci tersebut hendak diminta oleh abbas bin abdul mutholib agar dia memegang dua tugas sekaligus yakni memberi minum jamaah haji dan menjadi pelayan kabah. Menurut Ibnu Taimiyah peristiwa itu menjadi asbabun nuzulnya suratAnnisa ayat 58-59 yang mengindikasikan agar rasul tetap mempercayakan kunci itu kepada bani syaibah. Dengan demikian sudah menjadi kewajiban waliyul amri untuk mengangkat orang yang paling kompeten dan layak menempati jabatan tertentu bagi segala amal ibadat kaum muslimin.
Masalahnya sekarang adalah apa kriteria atau indikator ashlah tersebut? ; serta apa yang harus dilakukan bila indikator tersebut tidak sejalan atau bahkan bertentangan?. Secara umum bila mengacu pada surat AL Qashas ayat 26ada dua pertimbangan dalam menentukan kriteria Ashlah yaitu Qowiyun danAmin yaitu kuat dan dapat dipercaya. Kuat mengandung makna otoritas dan kompetensi (di dalamnya secara tersirat memerlukan sifat fatonah) sementara amanat (di dalamnya bisa mengandung makna siddiq) merupakan suatu kualitas takwa yang tercermin dalam integritas pribadi seseorang.
Dalam pemaknaan lebih jauh, mungkin dapat dikatakan bahwa kriteriaquwwah mempunyai dimensi kontekstual dengan mengacu pada kondisi obyektif medan yang akan dipimpinnya, dimana medan tersebut (harapan dan aspirasinya) harus terefleksikan dalam kompetensi dan komitmen untuk melaksanakannya, dia punya kualifikasi kemampuan serta telah mengikatkan diri pada tekad untuk melaksanakannya, dan semua itu perlu didasari sikapamanah sebagai cerminan ketakwaan
Masalah berikutnya adalah bagaimana kalau kedua kriteria itu sulit ditemukan dalam suatu kesatuan (dalam kenyataannya memang demikian), untuk masalah ini ada baiknya kita mengambil manfaat dari jawaban Imam Ahmad ketika ditanya tentang dua figur komandan perang, dimana yang satu kuat (punya otoritas don kompetensi) tapi pendosa sedang yang satu lagi sholeh tapi lemah (tidak kompeten) mana yang harus dipilih dan siapa yang tepat untuk dipilih. Da1am kaitan ini beliau (Imam Ahmad menjawab) : Prihal pemimpin (komandan) yang kuat namun pendosa, maka kekuatannya itu untuk menguntungkan umat, sedang kesukaannya untuk berbuat dosa hanyalah berdampak bagi dirinya, sementara itu pemimpin yang sholeh namun lemah, maka kesolehannya hanyalah berdampak bagi dirinya, sedangkan kelemahannya akan berdampak luas bagi umat. Pendapat Imam Ahmad tersebut mungkin masih perlu didiskusikan lebih jauh implikasi-implikasinya, namun sebagai bahan wisata akal nampaknya cukup menarik.
Implikasi dari pemahaman di atas memang bisa tidak sejalan dengan pemahaman umum yang cenderung memilih pemimpin dengan label-label seperti partai, agama, kesholehan dengan atau tanpa imbangan kompetensi, seolah-olah pemimpin kita (orang Islam) harus muslim dan soleh ditambah dengan dari partai tertentu, meskipun tidak kompeten atau kompetensinya di ragukan, dan ini amat berbahaya bagi masyarakat. Untuk itu tugas penyadaran nampaknya harus menjadi concern utama, tugas ini merupakan tugas yang lintas agama, lintas golongan dan lintas partai, bahkan harus bisa masuk wilayah kehidupan masyarakat secara mendalam dan intens guna menangkap esensi harapan dan aspirasi serta mengartikulasikannya secara cerdas, sehingga mampu memenangkan persaingan dalam pasar ide dan aspirasi yang akan makin ketat di masa depan.
Referensi :
Organisasi Masa Depan
Dalam abad duapuluh satu ini setiap organisasi akan dan harus menghadapi persaingan yang semakin kompleks dan menantang, baik persaingan aktual maupun potensial, yang aktual harus dihadapi dan yang potensial perlu diantisipasi. Dalam menghadapi semua itu terdapat dua pendekatan yang mungkin diambil oleh suatu organisasi yaitu : 1) Pendekatan yang berbasis sumberdaya tangible, dan 2) Pendekatan yang berbasis Sumberdaya manusia (intangible).
Organisasi yang menganggap bahwa persaingan hanya bersifat fisik pendekatan pertama yang akan diambil, membina universitas hanya berputar-putar dalam masalah yang nyata, karena memang inilah yang paling bisa dilihat dan ditunjukan, namun bagi yang melihat persaingan ke depan lebih mengarah pada persaingan pengetahuan, tanpa mengabaikan hal fisik, maka pengembangan SDM akan menjadi prioritas, dan ini perlu komitmen yang kuat karena time-response dari cara ini lama dan susah dilihat apalagi ditunjukan, namun pendekatan ini sebenarnya akan sangat dirasakan dalam menyehatkan dan mengembangkan suatu Organisasi menjadi organisasi pembelajar (learning organization)
Para Pakar berpendapat bahwa dalam era dewasa ini pandangan yang berbasis SDM nampaknya lebih penting, mengingat persaingan yang terjadi justru ditentukan oleh bagaimana sumberdaya manusia tersebut berperan dan berkreasi bagi kemajuan organisasi, dan dalam konteks ini pendidikan menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan kemampuannya. Sumberdaya manusia / Human Capital merupakan sumberdaya strategis, bertambah secara inkremental bukan alokatif, karena merupakan sumberdaya yang berbasis pengetahuan (knowledge based resources) yakni sumberdaya yang mencakup keterampilan, kemampuan, kapasitas serta kapabilitas pembelajaran. Kapasitas dan kapabilitas tersebut pada gilirannya akan dapat memupuk sumberdaya sosial yang juga amat diperlukan dalam bentuk jaringan kerja baik internal maupun dengan pihak eksternal organisasi, ini berarti networking juga menjadi hal yang penting dalam memenangkan persaingan. Pengembangan Sumberdaya manusia merupakan prasyarat bagi pengembangan organisasi, artinya tanpa hal itu orang bisa punya alasan untuk meyakini kecilnya kemungkinan organisasi untuk tetap hidup dan bertahan dalam era kompetisi. Dengan pemahaman seperti itu pertanyaannya adalah Apakah Lembaga Saudara itu Organisasi ?, bagaimana ?, dan kemana?.
Referensi :
http://uharsputra.wordpress.com/artikel/organisasi-masa-depan/
Pengertian / Definisi Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Dalam hal ini banyak sekali pengertian organisasi menurut pendapat- pendapat para ahli sebagai berikut :
Organisasi Menurut Stoner
Pengertian Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Pengertian / Definisi Organisasi Informal dan Organisasi Formal
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Contoh : Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD, kemping ke gunung pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Unsur-unsur dalam struktur Organisasi
Dalam rangka analisis, struktur organisasi perlu dibagi dalam unsur-unsurnya, yaitu:
Spesialisasi kegiatan-kegiatan.
Spesialisasi kegiatan ini berkaitan dengan spesaialisasi, baik tugas individu maupun tugas kelompok dalam organisasi (pembagian kerja) dan mengelompokkan tugas-tugas tersebut ke dalam unit kerja (departementasi).
Standarisasi kegiatan-kegiatan.
Standarisasi kegiatan-kegiatan ini berkaitan dengan standarisasi tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja yang digunakan dalam organisasi. Banyak sistem dan prosedur kerja, termasuk didalamnya struktur organisasi dan bagan organisasi, yang dikembangkan melalui peraturan-peraturan tentang kegiatan-kegiatan dan hubungan-hubungan kerja yang ada dalam organisasi.
Koordinasi kegiatan-kegiatan.
Koordinasi kegiatan ini berkaitan dengan pengintegrasian dan penyelarasan fungsi-fungsi dan unit-unit dalam organisasi yang berkaitan dan saling ketergantungan.
Sentralisasi dan desentralisasi.
Sentralisasi dan desentralisasi ini berkaitan dengan letak pengambilan keputusan.
Dalam struktur organisasi yang disentralisasikan, pengambilan keputusan dilakukan oleh para pimpinan puncak saja. Dalam dsentralisasi, kekuasaan pengambilan keputusan didelegasikan kepada individu-individu pada tingkat-tingkat manajemen menengah dan menengah bawah.
Jaringan untuk Perusahaan atau Organisasi
Dalam membangun jaringan komputer di perusahaan/ organisasi, ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dalam hal-hal resource sharing, reliabilitas tinggi, lebih ekonomis, skalabilitas, dan media komunikasi.
Resource sharing bertujuan agar seluruh program, peralatan, khususnya data dapat digunakan oleh setiap orang yang ada pada jaringan tanpa terpengaruh oleh lokasi resource dan pemakai. jadi source sharing adalah suatu usaha untuk menghilangkan kendala jarak.
Dengan menggunakan jaringan komputer akan memberikan reliabilitastinggi yaitu adanya sumber-sumber alternatif pengganti jika terjadi masalah pada salah satu perangkat dalam jaringan, artinya karena perangkat yang digunakan lebih dari satu jika salah satu perangkat mengalami masalah, maka perangkat yang lain dapat menggantikannya.
Komputer yang kecil memiliki rasio harga/kinerja yang lebih baik dibanding dengan komputer besar. Komputer mainframe memiliki kecepatan kurang lebih sepuluh kali lipat kecepatan komputer pribadi, akan tetapi harga mainframe seribu kalinya lebih mahal. Dengan selisih rasio harga/kinerja yang cukup besar ini menyebabkan perancang sistem memilih membangun sistem yang terdiri dari komputer-komputer pribadi dibanding menggunakan mainframe.
Yang dimaksud dengan skalabilitas yaitu kemampuan untuk meningkatkan kinerja sistem secara berangsur-angsur sesuai dengan beban pekerjaan dengan hanya menambahkan sejumlah prosesor. Pada komputer mainframe yang tersentralisasi, jika sistem sudah jenuh, maka komputer harus diganti dengan komputer yang mempunyai kemampuan lebih besar. Hal ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan dapat menyebabkan gangguan terhadap kontinyuitas kerja para pemakai.
Sebuah jaringan komputer mampu bertindak sebagai media komunikasi yang baik bagi para pegawai yang terpisah jauh. Dengan menggunakan jaringan, dua orang atau lebih yang tinggal berjauhan akan lebih mudah bekerja sama dalam menyusun laporan.
Referensi :
http://www.it-artikel.com/2013/01/jaringan-untuk-perusahaan-atau.html
Perilaku Organisasi - Perilaku Organisasi dan Persepsi
Dalam sebuah organisasi bisa diamati bagaimana perilaku organisasi ditunjukkan. Secara garis besarnya bisa kita lihat dalam artikel perilaku organisasi. Sebagai anggota suatu organisasi, kita perlu mempelajari bagaimana perilaku organisasi itu bisa mempengaruhi anggota di dalamnya. Itu semua ada dalam uraian artikel perilaku organisasi.
Pengertian Perilaku Organisasi
Dalam artikel perilaku organisasi sudah pasti memuat apa itu pengertian perilaku organisasi. Perilaku organisasi dapat didefinisikan sebagai bidang kajian tentang aspek-aspek kemanusiaan dalam organisasi, yang meliputi perilaku individu, perilaku kelompok, dan interaksi mereka dengan struktur, latar belakang budaya, dan proses organisasi (Luthans, 1995).
Secara normatif, tujuan pengkajian bidang perilaku organisasi adalah untuk memahami dinamika perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi. Dilihat dari sudut ilmiah, bidang ilmu perilaku organisasi mendapat banyak sumbangan teoretis maupun praktis dari bidang-bidang ilmu sosial, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi, dan ilmu politik.
Pada konteks psikolog sosial, bidang perilaku organisasi terutama ditinjau dari penekanan aspek-aspek psikologi sosial yang tercakup dalam dinamika organisasi. Aspek-aspek psikologis itu dapat dibedakan berdasar pada gradasi analisis, yaitu pada tingkat individu, tingkat kelompok dalam organisasi, dan itngkat organisasi.
Pada tingkat individual, analisis psikologis lebih ditekankan tinjuan pada aspek kepribadian, persepsi, nilai, sikap, motivasi, modifikasi perilaku, stres, dan pengambilan keputusan. Pada tingkat kelompok, penekanan lebih pada aspek kepemimpinan dan proses komunikasi. Pada tingkat organisasi, tinjuan psikologis difokuskan pada proses perubahan organisasi dan iklim organisasi.
Pemahaman Perilaku Individu dalam Organisasi
Secara umum dapat dikemukakan bahwa dinamika perilaku organisasi merupakan fungsi dari dinamika perilaku individu, antarindividu, dan lingkungan tempat seseorang menjadi anggota atau menjadi karyawan sebuah organisasi ( Beck, 1992). Terdapat beberapa tujuan utama mempelajari perilkau individu dalam organisasi.
Tujuan pertama adalah pengembangan empati, sehingga dapat dihindari kesalahan penilaian dan pengambilan suatu keputusan dalam konteks dinamika organisasi. Tujuan kedua adalah pencapaian ketepatan seleksi dan penempatan individu untuk suatu posisi atau jabatan dalam organisasi. Tujuan ketiga adalah peningkatan keberhasilan konseling dalam penanganan masalah pribadi anggota organisasi dan karyawan, sehingga dapat diciptakan kesehatan mental komunitas organisasi secara memadai.
Dalam mempelajari perilaku individu dalam artikel perilaku organisasi dibahas hubungan antara kepribadian dan perilaku organisasi sebagai dasar memahami perbedaan individual dalam dinamika organisasi. Menurut Umstot (1998) kepribadian adalah serangkaian karakteristik dan kecenderungan yang menetap dalam diri seseorang.
Karakteristik dan kecenderungan itu memberi pengaruh menentukan terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang dalam hubungan saling pengaruh di antara faktor biologis dan sosial pada rentang waktu tertentu.
Konsep utama untuk memahami kepribadian individu adalah konsep diri yang menggambarkan penilaian diri (self esteem) dan pandangan tentang kebermaknaan diri seseorang (self worth). Terdapat pendapat bahwa individu cenderung menciptakan mekanisme pertahanan, seperti rasionalisasi atau proyeksi, sebagai upaya melindungi penilinan dirinya (Umstot, 1988).
Perspektif Nilai, Sikap dan Perilaku Individu dalam Organisasi
Nilai adalah seperangkat keyakinan umum yang diemban oleh manusia tentang cara-cara berperilaku atau cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu. Pemahaman terhadap nilai seseorang dapat dilihat sebagai unsur utama untuk memahami perilaku individu.
Dalam memberi tanggapan terhadap obyek yang bersifat khusus, nilai-nilai yang memiliki sifat umum dapat diwujudkan dalam sikap individu terhadap obyek khusus. Sikap adalah tendensi untuk bereaksi dalam cara evaluatif ke arah positif atau negatif terhadap obyek sikap. Obyek sikap dapat bersifat benda, peristiwa, atau perilaku.
Dalam dunia organisasi, kepuasan kerja merupakan ukuran yang paling umum untuk mengukur sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah tingkat suka atau tidak suka seseorang terhadap pekerjaannya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan hubungan yang kurang konsisten antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan.
Meskipun demikian kepuasan kerja memiliki hubungan positif dengan loyalitas keanggotaan karyawan, yang ditunjukkan dengan perilaku membantu sesama karyawan, menerima perintah tanpa keluhan, dan ikut menjaga iklim kerja yang bersifat kondusif. Oleh karena itu, kepuasan kerja memiliki hubungan dengan perilaku karyawan yang bersifat positif terhadap bagi perusahaan maka para manajer memiliki kewajiban untuk meningkatkan dan memelihara tingkat kepuasan yang tinggi dalam diri karyawannya.
Peningkatan Motivasi Kerja
Salah satu masalah utama yang dimiliki seorang manajer untuk mencapai keberhasilan pencapaian utjuan organisasi adalah pelilihan cara untuk meningkatkan motivasi para karyawan. Motivasi adalah suatu proses yang menyebabkan perilaku yang menjadi bersemangat, terarah dan berkelanjutan.
Secara umum motivasi timbul karena dorongan-dorongan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terpenuhi (Robbin, 1989). Selain sebagai dorongan untuk memenuhi kebutuhan motivasi juga dapat dipengaruhi situasi sosial.
Kebutuhan karyawan dalam organisasi perusahaan meliputi kebutuhan: berprestasi, afiliasi, otonomi, penilaian, berkembang, psikologis, kekuasaan, keamanan, dan aktualisasi diri. Rincian kebutuhan itu secara tentatif merupakan gabungan kebutuhan yang diturunkan dari pendekatan hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow dan pendekatan ERG yang dikemukakan oleh Alferder.
Dalam artikel perilaku organisasi, teori harapan dan teori tujuan merupakan dua pendekatan yang cukup sesuai untuk menjelaskan proses timbulnya motivasi. Dalam teori harapan, fukos ditekankan pada persepsi tentang keyakinan bahwa suatu perilaku khusus akan timbul sebagai suatu hasil dari usaha-usaha seseorang.
Teori perumusan tujuan menekankan usaha-usaha peningkatan motivasi melalui perumusan tujuan organisasi untuk mencapai hasil yang memadai. Perumusan tujuan adalah proses pengembangan, negosiasi, dan penetapan sasaran organisasi yang melibatkan karyawan dalam usaha-usaha pencapaiannya.
Untuk meningkatkan motivasi, teori keseimbangan memiliki fokus pada asas keadilan ganjaran. Sistem motivasi paling canggih pun akan mengalami kegagalan untuk meningkatkan motivasi, apabila tidak diimbangi oleh sistem ganjaran yang bersifat adil dan seimbang.
Pernahkah berdebat tentang sesuatu yang menurut pandangan Anda dinilai wajar atau benar? Tentunya, kita sering dihadapkan pada permasalahan tersebut. Sebagai contoh, Anda diminta melakukan sesuatu oleh bos dengan nada yang agak keras. Anda akan mempersepsikan hal tersebut sebagai teguran.
Anda pun bisa saja beranggapan bahwa bos sedang marah dan hendak memberikan hukuman. Faktanya, bisa jadi bos Anda memang memiliki nada bicara keras. Contoh permasalahan tersebut memang kerap terjadi dalam dinamika organisasi. Berikut ini dibahas salah satu artikel perilaku organisasi yang terkait dengan persepsi.
Definisi Persepsi
Schemerhon mendefinisikan persepsi sebagai proses yang dilakukan oleh manusia melalui pemilihan, penerimaan, pengorganisasian, dan penginterpretasian informasi dari lingkungannya. Dalam bahasa sederhana, persepsi merupakan reaksi seseorang atas stimulus yang diberikan oleh lingkungan.
Oleh karena itu, suatu peristiwa atau fenomena bisa diinterpretasikan berbeda. Informasi yang ada diolah dan dilakukan pemilahan sehingga didapat hasil informasi yang diperlukan. Persepsi merupakan inti perilaku sebuah organisasi. Selain itu, informasi yang ada perlu dikelola dengan baik agar tidak terjadi perbedaan persepsi yang signifikan.
Persepsi bukanlah berasal dari individu saja. Persepsi lahir dari berbagai situasi dan faktor yang saling mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah konteks situasi, karakteristik dari orang yang mempersepsi, dan karakteristik dari objek yang dipersepsikan. Konteks situasi berarti kondisi aktual dari organisasi, situasi fisik dari objek, dan situasi sosial ketika itu.
Karakteristik dari orang yang mempersepsi berkaitan dengan kondisi fisik orang tersebut, situasi sosial yang melatarbelakangi, dan tentu saja faktor organisasi tempat orang tersebut terlibat. Sementara itu, karakteristik objek yang dipersepsikan berkaitan dengan penampilan objek tersebut dan perilaku objek yang bersangkutan.
Persepsi terhadap benda atau objek hidup seringkali mengalami distorsi. Distorsi-distorsi tersebut telah dipola oleh para ahli sehingga menghasilkan istilah baru seperti berikut ini.
1. Stereotype
Merupakan generalisasi karakteristik suatu kelompok terhadap individu tertentu. Misalnya, stereotype terhadap kondisi kerja dari seorang wanita. Secara umum, wanita memang memiliki kemampuan fisik yang lebih rendah dari laki-laki. Meskipun demikian, bisa jadi wanita tersebut memiliki tenaga yang lebih besar daripada laki-laki.
2. Hallo Effect
Merupakan penggunaan salah satu faktor untuk memprediksikan perilaku atau kepribadian individu secara keseluruhan. Misalnya, ketika Anda sedang menghadapi wawancara. Anda datang dengan tampilan yang sempurna. Pewawancara akan melakukan justifikasi bahwa Anda merupakan orang yang sempurna.
3. Selective Perception
Merupakan penilaian terhadap suatu posisi atau fenomena tertentu yang saling bertentangan. Misalnya, konflik peran antara manajer pemasaran dengan manajer produksi.
4. Projection
Merupakan prediksi antara atribut yang dimiliki oleh individu terhadap kepribadian. Misalnya, konflik kepentingan antara manajer dengan bawahan.
5. Expectancy
Merupakan pemposisian peran terhadap sesuatu dan kemudian berusaha untuk memenuhi peran tersebut. Misalnya, seorang manajer harus mendekati bawahannya dengan perasaan optimis dan bisa memberikan pengarahan yang baik.
Referensi :
Pengertian Manajemen, Prinsip Manajemen, Fungsi dan Teori Manajemen
Pengertian Manajemen, Prinsip Manajemen, Fungsi Manajemen dan Teori Manajemen
Kata manajemen sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Manajemen dikehidupan sehari-hari biasa diartikan sebagai cara mengatur, contohnya manajemen hidup sehari-hari, manajemen kerja, manajemen perkantoran dan lain sebagainya.
Suatu sistem agar dapat berjalan dengan baik diperlukan manajemen yang baik pula. Sistem tersebut misalnya suatu organisasi, perusahaan, daerah maupun negara. Apabila manajemennya kurang bagus, maka berjalannya sistem juga akan kurang berhasil.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata "to manage“yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola.
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Pengertian / Teori manajemen menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut James A.F. Stoner :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4. Menurut Lawrence A. Appley :
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5. Menurut Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prinsip - Prinsip Manajemen
- Kepemimpinan
Dalam sebuah manajemen, kepemimpinan memegang peranan dalam menentukan kesatuan organisasi dan kesatuan arah dan tujuan organisasi.
- Pemaksimalan SDM (Sumber Daya Manusia)
Pemaksimalan SDM merupakan prinsip manajemen yang mendorong penempatan seseorang sesuai dengan bidang keilmuannya.
- Sistem Manajemen
Sistem manajemen merupakan sistem yang disusun untuk mencapai tujuan dan arah organisasi secara efektif dan efisien.
- Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan kegiatan manajemen yang melihat aktifitas yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Perbaikan yang Berkelanjutan
Perbaikan yang berkelanjutan merupakan rangkaian dari kegiatan manjemen yang dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasi yang diraih.
- Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan disesuaikan dengan data dan informasi yang akurat sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan organisasi.
- Fokus pada Konsumen
Fokus pada konsumen merupakan kegiatan manajemen yang mempelajari tingkah laku dan atau perubahan tingkah laku konsumen.
- Hubungan Kerjasama yang Baik dengan Pihak Diluar Organisasi.
Fungsi Utama Manajemen
- Planning
Menentukan tujuan organisasi dan memilih serangkaian aksi dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan siapa yang melakukan.
- Organizing
Menentukan bagaimana aktivitas dan sumber daya dikelompokkan. Menentukan komposisi tim kerja dan aktivitas koordinasi.
- Leading
Serangkaian proses yang digunakan untuk membuat semua personel organisasi bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan. Memotivasi dan berkomunikasi dengan SDM organisasi untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
- Controlling
Memonitor kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan. Proses membandingkan hasil dan harapan, dan melakukan perubahan-perubahan yang tepat.
- Staffing
Rekruitasi, seleksi, pemberian tugas, pelatihan, pengembangan, evaluasi dan pemberian kompensasi kepada staff.
Dasar Manajemen
- Teknis
Keahlian dibutuhkan untuk menyelesaikan atau untuk memahami bidang pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi.
- Konseptual
Kemampuan untuk berpikir abstrak dan melihat organisasi sebagai satu kesatuan unit dan untuk mengintegrasikan dan memberikan arahan sehingga tujuan dapat dicapai.
- Diagnostik
Kemampuan untuk memvisualisasikan respon yang paling tepat terhadap situasi tertentu.
- Komunikasi
Kemampuan baik menyampaikan ide dan informasi secara efektif kepada orang lain maupun menerima ide dan informasi secara efektif dari luar.
- Interpersonal
Kemampuan untuk berkomunikasi, memahami, dan memotivasi diri maupun tim.
- Pengambilan Keputusan
Kemampuan untuk mengenali dan mendefinisikan masalah dan kesempatan secara tepat dan kemudian memilih serangkaian aksi yang tepat untuk menyelesaikan masalah dan memperbesar kesempatan.
- Manajemen Waktu
Kemampuan menentukan prioritas kerja, bekerja secara efektif, dan untuk mendelegasikan pekerjaan secara tepat.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2177263-pengertian-manajemen-prinsip-manajemen-fungsi/#ixzz2QcJw0mX4
Kata manajemen sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Manajemen dikehidupan sehari-hari biasa diartikan sebagai cara mengatur, contohnya manajemen hidup sehari-hari, manajemen kerja, manajemen perkantoran dan lain sebagainya.
Suatu sistem agar dapat berjalan dengan baik diperlukan manajemen yang baik pula. Sistem tersebut misalnya suatu organisasi, perusahaan, daerah maupun negara. Apabila manajemennya kurang bagus, maka berjalannya sistem juga akan kurang berhasil.
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata "to manage“yang berarti mengatur, mengurus atau mengelola.
Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
Pengertian / Teori manajemen menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
1. Menurut Horold Koontz dan Cyril O'donnel :
Manajemen adalah usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
2. Menurut R. Terry :
Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.
3. Menurut James A.F. Stoner :
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
4. Menurut Lawrence A. Appley :
Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5. Menurut Drs. Oey Liang Lee :
Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Prinsip - Prinsip Manajemen
- Kepemimpinan
Dalam sebuah manajemen, kepemimpinan memegang peranan dalam menentukan kesatuan organisasi dan kesatuan arah dan tujuan organisasi.
- Pemaksimalan SDM (Sumber Daya Manusia)
Pemaksimalan SDM merupakan prinsip manajemen yang mendorong penempatan seseorang sesuai dengan bidang keilmuannya.
- Sistem Manajemen
Sistem manajemen merupakan sistem yang disusun untuk mencapai tujuan dan arah organisasi secara efektif dan efisien.
- Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan kegiatan manajemen yang melihat aktifitas yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Perbaikan yang Berkelanjutan
Perbaikan yang berkelanjutan merupakan rangkaian dari kegiatan manjemen yang dilakukan untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasi yang diraih.
Pengambilan keputusan disesuaikan dengan data dan informasi yang akurat sehingga keputusan yang diambil tidak merugikan organisasi.
- Fokus pada Konsumen
Fokus pada konsumen merupakan kegiatan manajemen yang mempelajari tingkah laku dan atau perubahan tingkah laku konsumen.
- Hubungan Kerjasama yang Baik dengan Pihak Diluar Organisasi.
Fungsi Utama Manajemen
- Planning
Menentukan tujuan organisasi dan memilih serangkaian aksi dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tersebut. Menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan siapa yang melakukan.
- Organizing
Menentukan bagaimana aktivitas dan sumber daya dikelompokkan. Menentukan komposisi tim kerja dan aktivitas koordinasi.
- Leading
Serangkaian proses yang digunakan untuk membuat semua personel organisasi bekerja sama untuk meningkatkan keuntungan. Memotivasi dan berkomunikasi dengan SDM organisasi untuk memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
- Controlling
Memonitor kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan. Proses membandingkan hasil dan harapan, dan melakukan perubahan-perubahan yang tepat.
- Staffing
Rekruitasi, seleksi, pemberian tugas, pelatihan, pengembangan, evaluasi dan pemberian kompensasi kepada staff.
Dasar Manajemen
- Teknis
Keahlian dibutuhkan untuk menyelesaikan atau untuk memahami bidang pekerjaan yang dilakukan dalam organisasi.
- Konseptual
Kemampuan untuk berpikir abstrak dan melihat organisasi sebagai satu kesatuan unit dan untuk mengintegrasikan dan memberikan arahan sehingga tujuan dapat dicapai.
- Diagnostik
Kemampuan untuk memvisualisasikan respon yang paling tepat terhadap situasi tertentu.
- Komunikasi
Kemampuan baik menyampaikan ide dan informasi secara efektif kepada orang lain maupun menerima ide dan informasi secara efektif dari luar.
- Interpersonal
Kemampuan untuk berkomunikasi, memahami, dan memotivasi diri maupun tim.
- Pengambilan Keputusan
Kemampuan untuk mengenali dan mendefinisikan masalah dan kesempatan secara tepat dan kemudian memilih serangkaian aksi yang tepat untuk menyelesaikan masalah dan memperbesar kesempatan.
- Manajemen Waktu
Kemampuan menentukan prioritas kerja, bekerja secara efektif, dan untuk mendelegasikan pekerjaan secara tepat.
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2177263-pengertian-manajemen-prinsip-manajemen-fungsi/#ixzz2QcJw0mX4
Langganan:
Postingan (Atom)